Music Odyssey, Mewah Dibalut Kesederhanaan (dalam Ikang Fawzi)
Senin, 30 November 2009 - 14:47 wib
Addie MS (Foto:Eko Purwanto/Koran SI)
JAKARTA - Konser Twilite Orchestra (TO) yang dikomandoi Addie MS di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta, Minggu (29/11/2009) malam, tidak semewah yang dibayangkan sebelumnya. Kombinasi warna hitam putih mendominasi konser besar yang bertemakan Music Odyssey mengenang perjalanan 30 tahun TO. Penataan panggung di sisi kiri dan kanan masing-masing terdapat tiga pancang menara berbentuk gading gajah, saling menjulang melengkung terkesan memayungi tim TO. Juga ditampilkan background layar monitor berbentuk oval guna membantu penonton melihat lebih jelas saat Addie MS beraksi.
Turut disematkan juga dua monitor berukuran besar di samping kiri dan kanan untuk mengarahkan ke setiap sudut penonton. Awalan pembuka konser pun biasa saja. Tampilan sosok David Foster untuk mengenang TO pernah berkolaborasi dengannya, langsung disambut Addie MS dengan setelan putih-putih memberikan aba-aba kepada anak sulungnya Kevin Aprillio memainkan karya David Foster berjudul Winter Games."Lagu ini untuk sedikit mengenang tahun 1992, David Foster pernah bermain dengan Saya," tutur Addie mengawali. Lagu kedua dilanjutkan oleh Vidi Aldiano dengan Nuansa Bening. Itu untuk mengenang saat-saat Addie pernah bekerja sama dengan Keenan Nasution menggarap lagu ini.
Lagu ketiga, Addie turut mendendangkan lagu yang pernah dibesutnya bersama Band Staff di tahun 80-an berjudul "Iblis." Ikang Fawzi didampuk oleh Addie meyanyikan lagu ini dengan suara seraknya memberi aksen ngerock diduetkan dengan Vina Panduwinata yang mengenakan busana hijau mencolok. Sebuah perpaduan cukup harmonis walau sebetulnya mereka berbeda genre musik.
Lagu berikutnya, Vina tampil solo membawakan lagu September Ceria. Suara merdu Vina pastinya membuat semua penonton tanpa memandang generasi suka lagu ini.Setelah Vina, tampil istri Addie yakni Memes dengan gaun merah menyala tampak kontras dengan hitam putihnya suasana panggung. Dia melantunkan Aku Cinta Padamu yang dipopulerkan oleh Itang Yunaz.
Kemudian ada Bunga Citra Lestari melantunkan Aku Tak Mau Sendiri. Irama musik yang mendayu-dayu, lalu Addie mengalihkan ke repertoar klasik berjudul Aljerau.Beat musik yang agak rumit dengan menonjolkan permainan piano Addie disambut Utha Likumahua. Terdengar mereka tampak bersahut-sahutan, dan akhirnya bisa tampil sempurna.
Lagu berikutnya masih menggaungkan suasana klasik, bersama anak kedua Addie MS, Tristan Juliano, memainkan The Flight of the Bumble Bee yang pernah dimainkan oleh pianis asal Kroasia Maksim Mrvica. Dentingan piano yang amat rumit bisa terdengar menawan. Beberapa lagu yang diaransemen, lalu diubah dengan musik orkestra seperti My Heart yang dipopulerkan Acha Septriasa, Bintang di Surga milik Peterpan, Terbaik Untukmu didendangkan oleh Samsons, dan juga Dealova karya Opick yang dengan syahdu dinyanyikan Once hingga mendapatkan penghargaan di Asia turut dibawakan oleh TO.Kesederhanaan, itulah yang bisa digambarkan pada sosok Addie MS dan Rita sebagai organizer, juga Rama Artistic Director.
Mereka mampu menerjemahkan karakter Addie MS dalam konsep panggung yang penuh kesederhanaan, namun mewah dalam bermusik.Para penyanyi yang ditampilkan pun bukan penyanyi kacangan. Sebut saja, Rossa, Bunga Citra Lestari, Afgan dan Vidi Aldiano mewakili generasi muda. Sementara, Vina Panduwinata, Utha Likumahua, Ikang Fawzi, dan Elfa's Singer mewakili generasi 80-an.Dari konser, ada filosofi yang bisa dipetik. Kita seperti terbawa arus konsep musikal seorang Addie MS di mana kita harus menerjemahkan kembali posisi hidup kita.
Di sela penampilannya Addie berujar, "Di Twilite Orchestra ini ada seksi biola, terompet, dan lain-lain. Sebetulnya bisa chaos (kacau), namun chaos itu bisa kita satukan menjadi kekuatan musik yang harmonis. Saya jadi ingat tahun 1998, sepertinya ada yang salah dengan pendidikan seni kita. Seni seperti dimusuhi," tutur Addie yang disambut tepuk tangan penonton.(ang)
Sumber: http://celebrity.okezone.com/read/2009/11/30/205/280313/music-odyssey-mewah-dibalut-kesederhanaan
RBT dari Grup BIL (Brother in Law) : Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, Gilang Ramadhan
"Yuk Bergabung dengan BIL (Brother in Law) Lovers: dalam Marissa Haque Fawzi"
BIL Lovers (the Brother in Law) dengan Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, dan Gilang Ramadhan
Yuk Bergabung dengan BIL Lovers (the Brother in Law) dengan Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, dan Gilang Ramadhan: dalam Bunda Marissa Haque Fawzi
Ikang Fawzi dengan BIL (Brother in Law) Lovers: Infotainment Insert di Trans TV
Ikang Fawzi dengan BIL (Brother in Law) Lovers: Infotainment Insert di Trans TV
Ikang Fawzi dalam Berkarya untuk Bangsa
Ikang Fawzi dalam Berkarya untuk Bangsa (dalam GESANG)