RBT dari Grup BIL (Brother in Law) : Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, Gilang Ramadhan

"Yuk Bergabung dengan BIL (Brother in Law) Lovers: dalam Marissa Haque Fawzi"

BIL Lovers (the Brother in Law) dengan Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, dan Gilang Ramadhan

Yuk Bergabung dengan BIL Lovers (the Brother in Law) dengan Ikang Fawzi, Ekki Soekarno, dan Gilang Ramadhan: dalam Bunda Marissa Haque Fawzi

Ikang Fawzi dengan BIL (Brother in Law) Lovers: Infotainment Insert di Trans TV

Ikang Fawzi dengan BIL (Brother in Law) Lovers: Infotainment Insert di Trans TV

Ikang Fawzi dalam Berkarya untuk Bangsa

Ikang Fawzi dalam Berkarya untuk Bangsa (dalam GESANG)

Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Wisuda MBA dari FEB UGM, Yogyakarta, on Obsesi, GLOBAL TV

Kenangan Ikang Fawzi dengan Gito Rollies dan Ian Antono

Kenangan Ikang Fawzi dengan Gito Rollies dan Ian Antono
Kenangan Ikang Fawzi dengan Gito Rollies dan Ian Antono

Dicintai Warga Banten di Bogor

Dicintai Warga Banten di Bogor
Ikang Fawzi di Bogor untuk Gempa Padang, bersama Wong Banten, 2009

BIL (Brother in Laws), Kami Mengawini The Haque Sisters

BIL (Brother in Laws), Kami Mengawini The Haque Sisters
Marissa, Soraya, Shahnaz, Ikang, Ekky, dan Gilang

Sabtu, 28 November 2009

Kliping Chikita Bungsuku Soal Acaraku Bersama Departemen PU di Kebun Raya Bali: Ikang Fawzi

Sumber: http://theanimator-chikitafawzi.blogspot.com/

Alhamdulillah senang rasanya sebelum memulai bulan Ramdahan tahun ini Ikang Fawzi Ayahku tercinta ku berseri-seri pulang kerumah dengan membawa 'segudang' cerita tentang Kebun Raya di Bali yang harus terus didukung serta diperjuangkan sekaligus juga beberapa pekerjaan projek dari Dep PU tempatnya selama ini bermitra. Terimakasih Ya Allah... atas rezeki halal yang telah Engkau limpahkan kepada kami sekeluarga dirumah pada Ramadhan suci tahun ini... hingga kami mampu berlebaran diakhir bulan ini...

Berikut ini berita Ayahku di Kompas Cyber dengan alamat sebagai berikut:http://koran.kompas.com/read/xml/2009/07/18/0320248/Kebun.Raya.dan.Musik
Sabtu, 18 Juli 2009 03:20 WIB

Ikang Fawzi (45) laris di acara peringatan 50 tahun Kebun Raya Eka Karya Bali, di Bedugul, Tabanan, Rabu (15/7) malam. Laris bukan karena ia menjual suatu barang, tetapi banyak bapak dan ibu dari berbagai daerah yang datang sebagai undangan kebun raya itu memintanya berfoto bersama. Mereka mengaku sebagai penggemar Ikang Fawzi sejak lama.

”Wah, silakan Pak. Mau bagaimana gayanya, Pak?” kelakar penyanyi rock ini. Namun, kehadirannya di sini bukan sebagai duta kebun raya. Ia diminta teman-temannya yang bekerja di Departemen Pekerjaan Umum untuk mengisi acara hiburan di Kebun Raya Eka Karya Bali. Apa komentarnya? ”Saya kagum dengan kebun raya ini. Terbayang sehatnya badan dan rohani jika sering menghirup kesegaran alam yang asri, apalagi bareng keluarga,” katanya. ”Otomatis bermusik pun jadi lancar dan menyenangkan. Kebun raya ini membawa aura segar, musik jadi indah dengan sendirinya,” ujar Ikang.

Ia berharap bisa mengunjungi ke-20 kebun raya di Indonesia. Selama ini Ikang baru sempat mengunjungi kebun raya di Bogor, Cibodas, dan Bali. ”Meski baru taraf mengagumi keanekaragaman alam di kebun raya, saya sungguh mendukung pelestarian alam,” tuturnya. (AYS)

Jumat, 27 November 2009

Insya Allah Perusahaanku Akan IPO: Ikang Fawzi


21 Juni 2009

Jakarta - JSA Grup, perusahaan properti milik penyanyi rock terkenal alumni FISIP-UI jurusan Administrasi Niaga yang sekarang adalah mahasiswa pasca sarjana Fakultas Ekonomi Bisnis UGM, Yogyakarta jurusan Strategic Business Ikang Fawzi akan meng-IPO alias mencatatkan perusahaannya menjadi sebuah perusahaan terbuka.
“Kita sudah dalam pembicaraan, baik internal maupun ke BEI. Namun, untuk IPO kan ada standarisasinya, jadi kita sedang mempersiapkan. Mungkin masih 2-3 tahun lagi, kecuali ada terobosan sehingga bisa dalam satu tahun ini,” ujar Ikang, disela-sela acara “Selebriti dan Investasi” di gedung BEI, Kawasan Niaga Sudirman, Jakarta, Selasa (12/2/2008).
JSA Grup merupakan perusahaan properti yang mengembangkan beberapa perumahan di wilayah sekitar Jakarta. “Di Bogor kita punya 3, yaitu Griya Cendikia, Griya Asri, dan Griya Narama. Di Bekasi kita punya Telaga Pasir Raya. dan ada beberapa lainnya,” papar Ikang. Sementara di tahun 2008, JSA Grup berencana membangun rumah susun sederhana (rusuna) di Marunda, Jakarta Utara. “Rencana kita di 2008 membangun rusuna di Marunda untuk orang-orang yang tergusur. Kita kerjasama dengan Pemda setempat,” ujar Ikang. Untuk pembiayaan, JSA Grup berencana melakukan pinjaman ke beberapa bank. “Kita selalu melakukan pinjaman berupa kredit konstruksi pada beberapa bank, antara lain: Bank Niaga, BTN dan Bank Mandiri,” kata Ikang. (dro/qom)

Nahkoda Kapal Keluarga: Ikang Fawzi dalam Berita Kota (8 November 2009)

Ikang Fawzi
Minggu, 08 November 2009 02:02

Sempat Ditolak Calon Mertua

NAMA Ikang Fawzi di ranah industri musik Indonesia memang tak setenar dulu. Selain termakan usia, pelantun tembang ‘Preman’ ini rupanya punya kesibukan lain di bidang properti. Kendati dia mengaku tak sepenuhnya meninggalkan dunia yang telah memberinya ‘kehidupan’. Meski kini sibuk menjalankan bisnis properti, Ikang tetap menunaikan kewajiban sebagai seorang suami dan ayah yang baik.

Berikut petikan obrolan wartawan Berita Kota Hesti Hening YB dengan Ikang Fawzi di ruang kerjanya di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan belum lama ini. Bagaimana kabarnya? Alhamdullilah baik dan tidak kurang satu apapun. Sehingga saya tetap bisa mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Apa kesibukan Anda sekarang?

Saat ini saya lebih banyak bergerak di bisnis properti. Saya juga tengah menyelesaikan S2 di MM UGM. Bagaimana dengan dunia menyanyi?Kalau manggung-manggung off air masih. Sebentar lagi bersama Golang dan Eki akan meluncurkan album baru di bawah naungan Naga Swara. Kita bergabung dalam satu grup dengan nama Brother In Law. Aliran musiknya masih rock. Di sisi lain saya juga masih tetap konsen untuk tampil solo karir. Kenapa seolah tenggelam? Bukan tenggelam. Lagipula album terakhir saya baru tiga tahun lalu. Membuat lagu itu juga tidak mudah. Bagi saya cukup berat kalau satu tahun satu album. Apalagi sekarang saya keluar album bukan untuk ‘digilai’, tapi lebih pada kepuasaan dan mengutamakan kualitas demi memperkaya industri musik di Tanah Air.

Bagaimana cara membagi waktu dengan keluarga?
Layaknya seorang ayah pastinya keluarga yang utama. Saya berusaha sesibuk-sibuknya saya tidak akan mendahulukan kepentingan lain kecuali untuk keluarga, terutama untuk anak. Bahkan pernah saya suatu ketika menghentikan rapat karena harus jemput anak.

Apa sih arti keluarga bagi seorang Ikang Fawzi?
Keluarga itu saya ibaratkan perahu atau bahtera dan saya nahkodanya. Sebagai Nahkoda saya berusaha tidak egois, mau menerima kritik dan saran orang. Sehingga saya sering mendapat masukan dari istri bahkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Pastinya saya kerap melakukan segala sesuatu bersama keluarga.
Bisa cerita awal pertemuan dengan istri?
Saya bertemu dengan istri jauh sebelum sama-sama main di film ‘Tinggal Landas Kekasih’ pada 1984, dengan sutradara (Alm) Sophan Sophian. Namun, waktu sama-sama main itulah saya makin mengenalnya dan akrab. Maksudnya? Ya, saya makin mengenal karakter aslinya dia. Awalnya saya sempat punya persepsi kalau dia itu seorang wanita tidak akan cocok dengan saya. Dulu saya ini bergaul dengan orang-orang biasa, sementara saya menganggap dia pergaulannya dengan kaum yang ‘berkelas.’ Maklumlah selain dia cantik, anak orang berada, juga saya anggap pintar. Lalu? Sejak mengenalnya makin dalam timbul perasaan suka. Apalagi saya sering melihatnya di tengah syuting tak pernah meninggalkan shalat. Padahal saya tahu waktu itu kita sama-sama punya pacar. Dia pun sering dijemput pacarnya usai syuting. Apa yang dilakukan sampai akhirnya bisa mendapatkannya?

Prinsip saya selama masih pacaran, sah-sah saja kalau kita mencoba mendapatkan perhatiannya. Saya sering cari-cari perhatian sama dia. Bahkan saya sering berharap kalau selesai syuting pacarnya tidak menjemput, sehingga saya bisa antar pulang. Siapa yang menyatakan suka terlebih dahulu? Seingat saya tidak ada yang bilang secara kata-kata. Semua mengalir begitu saja. Lantaran saya dan Marissa merasa punya keterikatan fisik yang kuat. Walaupun secara batin belum. Bagaimana dengan pacar masing-masing? Kalau saya putus karena perbedaan keyakinan dan sesuatu hal lainnya. Tapi kalau Marissa, saya tidak tahu. Bahkan sampai sekarang Marisa tak pernah bercerita dan saya memang tak ingin tahu.
Tanggapan orangtua?
Awalnya orangtua Marissa kurang setuju, terutama ayahnya. Pasalnya saat itu penampilan saya memang ngerock banget. Pakaian cuek dengan celana robek di bagian lutut. Lalu?Ayahnya mulai interes pada saya ketika kita berbicara soal masalah manajemen. Ayahnya bekerja di Pertamina dan saya saat itu kuliah di Universitas Indonesia bidang bisnis administrasi. Dari situ sang ayah berubah pandangan terhadap saya. Dia menganggap walaupun saya rocker ternyata saya dianggap punya visi.
Apa yang membuat Anda yakin Marissa jodoh Anda?
Saya pacaran dengannya 3,5 tahun. Selama pacaran saya melihat dia itu punya misi kemanusiaan yang sangat kuat. Marissa sangat peduli terhadap orang banyak. Bukan hanya itu, dia bisa menerima saya apa adanya. Bentuk penerimaannya seperti apa?Walaupun saat itu karir dia sudah sukses duluan dan saya belum apa-apa, tapi dia tidak sombong. Saya ingat dia tidak protes saat diantar acara Festifal Film Indonesia pada 1986 di Bandung dengan mobil hartop butut. Apalagi di tengah jalan mobil itu mogok. Marissa mau turun dan mendorong mobil tersebut.
Adakah komitmen sebelum nikah?
Saya sempat bilang dan berjanji pada orangtuanya kalau saya akan selalu mencintai, menjaga, dan membahagiakan Marissa. Alhamdullilah selama ini saya bisa menjalankannya. Walaupun memang ada beberapa pertengkaran terjadi dalam keluarga. Pertengkaran macam apa?Masalah sepele sebenarnya. Misalnya saja soal kebersihan. Marissa itu sosok yang sangat memperhatikan kebersihan. Dulu waktu saya masih merokok, saya sering membuang abunya sembarangan. Padahal setiap sudut rumah Marissa sudah menyediakan asbak. Hal-hal ini yang menjadi penyebab pertengkaran. Tapi pertengkaran dalam keluarga justru membuat rumah tangga makin harmonis.

Sosok istri di mata Anda?
Istri bagi saya sahabat sejati. Dia yang selalu mendukung dan memberi masukan bagi saya. Dia juga yang kerap memperingatkan dan menegur kalau saya salah. Bagaimana Anda bisa begitu menyayangi dan setia kepada istri?

Rasa sayang saya makin kuat saat dua kali menemani persalinan. Saat persalinan itu saya benar-benar menyadari perjuangan antara hidup dan matinya demi keturunan saya. Maka tak heran sebenarnya ada ungkapan kalau surga itu dibawah telapak kaki ibu atau telapak kaki wanita.
Apa arti anak bagi Anda?
Dulu saya memang sempat ingin sekali punya anak laki-laki. Namun dalam perkembangannya justru ternyata anak perempuan lebih menyenangkan. Anak juga saya anggap sebagai sahabat. Mereka pun segalanya bagi saya. Pola mendidik anak seperti apa yang diterapkan?Saya ini sosok yang berani, dalam arti mengerjakan sesuatu seperti tidak tertata. Tapi Marissa kebalikan dari saya. Dalam mendidik anak kami berusaha untuk jujur. Tidak akan meminta anak melakukan sesuatu yang baik, jika orangtua tidak bisa menyontohkannya. Pastinya pendidikan formal dan informal kita berikan kepada mereka.

Harapan ke depan untuk keluarga?
Ingin keluarga selalu tetap sama-sama berbagi beban dan kesenangan. Saya pasrah dengan segala kehidupan yang diberikan Allah. Yang penting kami tetap dalam lindungan-NYA.

Ilmu dan Musik Tak Bisa Dipisahkan
ISTIMEWA LAHIR dari keluarga musisi, membuat darah seni Ikang Fawzi tumbuh dan berkembang. Sang ayah, H. Fawzi Abdulrani merupakan pencipta lagu, pemain gitar, dan penyanyi di zamannya. Selain musisi, ayahnya juga pernah menjadi seorang diplomat. “Setiap anak diplomat memang harus bisa berkesenian, untuk membantu pekerjaan orangtua mengenalkan kesenian negara asal,” jelas Ikang Fauzi di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Meski berbeda selera, sang ayah lebih pada musik Hawaian dan keroncong sementara Ikang konsisten dengan aliran musik rock, namun tak dipungkiri kalau figthing spirit ayahnya mengalir di jiwanya. Meski tak berarti semua fasilitas bisa mudah didapatkan saat itu. Justru, kehidupan Ikang remaja sangat mandiri. Ikang juga sempat merasakan hidup jauh dari keluarga. “Saya mengalami hidup hanya dengan kakak. Kadang harus benar-benar fight dalam hidup,” jelasnya. Perjalanan karir musik Ikang mulai terlihat pada 1978, saat ia menjuarai lomba cipta lagu Prambors, yang berjudul Cahaya Kencana. Tak lama kemudian pada 1981 bersama Adi MS dan kelompok musiknya merilis album bertajuk Staff dengan aliran musik jazz rock. Karirnya mulai melambung saat lagu Preman pada 1981, meledak. Beberapa penghargaan mulai diraihnya. Ikang pun mulai merambah dunia layar lebar.

Lewat film Tinggal Landas Buat Kekasih, kisah cintanya dengan Marissa Haque bersemi. Bersama Marissa, pemilik nama asli Ahmad Zulfikar Fawzi mampu membina bahtera rumah tangga yang harmonis, nyaris tanpa gosip dan dikaruniai dua anak perempuan cantik, Isabella Muliawati Fawzi serta Marsha Chikita Fawzi. Pria kelahiran 23 Oktober 1959 ini sempat mengaku hampir salah arah di awal popularitasnya. Hampir saja ia meninggalkan bangku kuliah lantaran terlena dengan apa yang diperolehnya sebagai seorang musisi. Beruntung seorang dosennya Prof Dr Martani menyadarkan. Hingga akhirnya ia tergugah bahwa selain karir musik, pendidikan juga penting. “Saya sempat terlena. Saat itu pendapatan sekali manggung Rp300 ribu. Sementara pegawai negeri saja gajinya hanya Rp120 ribu. Untung ada seorang dosen menyadarkan,” ujar mahasiswa S2 itu.

Kini Ikang menyadari, ada keterkaitan antara ilmu dengan karirnya sebagai musisi. Ilmu tanpa musik menurutnya akan membuat jenuh. Sementara musik tanpa ilmu tidak akan mampu berkembang. Namun jika keduanya digabungkan, hasilnya seperti yang dirasakan sekarang. “Jadi, saat jenuh di musik, saya bisa mengerjakan usaha sesuai ilmu yang saya pelajari dulu,” akunya.

Kendati mengaku masih banyak keinginan yang belum tercapai, Ikang selalu pasrah dan bersyukur. Pastinya, dia berharap semua ilmu, network dan pengalaman yang dimiliki semaksimal mungkin akan dipergunakan untuk masyarakat luas. Salah satunya dengan terjun ke dunia politik. “Kalau tidak terjun, bagaimana kita bisa benar-benar tahu,” imbuhnya.

BIODATA
Nama lengkap : Ahmad Zulfikar Fawzi
Nama beken : Ikang Fawzi
Tanggal lahir : 23 Oktober 1959
Nama istri : Marrissa Haque
Nama anak : Isabella Muliawati Fawzi (Bella)
Marsha Chikita Fawzi (Kiki)

Menikah : 12 April 1987

Nama orangtua : H Fawzi Abdulrani (Alm)
Hj Setia Nurul Muliawati Fawzi (Alm)

Karir Album Musik

1985 - Selamat Malam
1986 - Randy & Cindy
1987 - Preman
2000 - The Veey Best Of Ikang Fawzi
1993 - Semestinya Album Achmad Albar, lagu “Panggil Aku Falina”
Karya Adjie Soetama, Tarto S
1990 - Jangan Bedakan Kami bersama Pakarock

Film
1982 - Pengantin Remaja II
1984 - Tinggal Landas Buat Kekasih
1985 - Yang Kukuh Runtuh
1985 - Kulihat Cinta Di Matanya
1987 - Biarkan Bulan Itu
1986 - Menggapai Matahari
1988 - Pembalasan Ratu Pantai Selatan
2008 - MBA (Married By Accident)

Penghargaan
1978 - Juara III Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors
1985 - Penyanyi Pria Musik Rock/Pop Rock Terbaik versi Majalah Gadis 1986 - Penyanyi Rock Terbaik versi Majalah Gadis ·
1987 - BASF Award, Album Rock Terbaik
1987 - BASF Award, Pencipta Lagu Rock Terbaik
1987 - The Best Selling Indonesian Album, BASF Award Pop Rock
1989 - Penyanyi Rock Terbaik versi Majalah Monitor

Minggu, 22 November 2009

Ingin Bermusik Lebih Islami: Ikang Fawzi



Dalam usia yang tidak muda lagi dimana tahun depan Ikang Fawzi akan memasuki usia ke 50 tahun membuat dirinya berpikir untuk membuat lebih banyak lagi karya musik lebih islami.

Kedua anak dan istrinya -- Marissa Haque, Marsha Chikita, Isabella Muliawati -- sangat menyambut baik gagasan mulia tersebut, serta mendoakan agar lebih banyak karya dapat diproduksi pasca lebaran haji 2009 ini.

Setiap langkah baik yang diawali oleh niat mulia harus segera diaminkan, agar tidak banyak setan masuk untuk mencegah lancarnya perjalanan produksi dakwah bil hal melalui musik tersebut. Insya Allah demikian adanya.


Sumber: Berita Lepas Pelangi Bintaro

Berhaji di Usia Muda: Ikang Fawzi

Di usianya yang baru 33 tahun, pria kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1959 tersebut, pada saat popularitasnya tengah naik ”terpaksa” menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Oleh: Lilis Sri Handayani
11 November 2009 Kategori: Pengalaman Haji
Salah satu pesan Rasulullah SAW, agar umatnya menggunakan masa mudanya sebelum masa tua, bagi Ikang Fawzi benar-benar membawa hikmah bagi dirinya. Bahkan, pesan tersebut mampu mengubah kehidupannya sebagai seorang rocker.

”Ketika itu, belum ada niatan sedikit pun untuk berhaji, tapi saya terpaksa berangkat ke Tanah Suci,” kata Ikang. Ketika itu, cerita musisi yang memiliki nama lengkap Ahmad Zulfikar Fawzi tersebut, dirinya tengah menikmati masa keemasan sebagai seorang rocker. Dalam usianya yang baru menginjak 33 tahun, tidak hanya popularitas yang diperolehnya, tetapi juga berbagai penghargaan serta materi yang berlimpah. Sementara itu, ketaatan menjalankan ibadah masih jauh dari kehidupannya.

Beruntunglah Ikang memiliki seorang istri seperti Marissa Haque. Perempuan yang telah memberikan dua orang putri itu terus membujuknya agar mau menunaikan ibadah haji. Marissa yang pernah menjalankan umrah sendirian ke Tanah Suci tersebut terus mendesaknya, sampai akhirnya meluluhkan hati sang rocker.
”Meski dengan setengah hati, sebagai suami saya merasa berkewajiban mendampingi istri menunaikan haji. Jadi, niat awal saya berangkat haji karena terpaksa menemani istri. Sedangkan saya sendiri secara mental masih belum siap,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai wakil ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) bidang Pemukiman pada era 1990-an tersebut.
Keputusan yang diambil Ikang, tampaknya memicu munculnya banyak godaan. Ketika rencana berhaji itu diketahui teman-temannya, berbagai komentar miring pun mampir ke telinganya. Komentar-komentar itu membuat dirinya semakin ragu mengikuti ajakan istrinya.
”Ngapain naik haji saat umur masih muda? Ntar aja kalau sudah tua, sekalian tobat,” kata Ikang menirukan ucapan teman-temannya.
Namun demikian, meski banyak suara miring diarahkan padanya, jika Allah sudah berkehendak, apa pun pastilah terjadi. Meski dengan hati penuh keraguan dan persiapan yang minim, Ikang ternyata tetap ditakdirkan untuk menjadi tamu Allah.

Di luar dugaan, Ikang yang tidak tekun mengikuti manasik haji, bahkan tak hafal kalimat talbiyah, didaulat rekan-rekan sesama rombongannya untuk memimpin membaca kalimat tersebut. ”Permintaan para jamaah itu ternyata merupakan jalan dari Allah agar saya lebih mantap dalam menunaikan haji.”

Dengan bantuan sang istri, Ikang pun akhirnya bisa melafalkan kalimat itu dengan suara lantang khas seorang rocker. Dia pun mengaku merasakan getaran di dalam dadanya, tatkala kalimat talbiyah itu berulang kali meluncur dari mulutnya.

”Saya sadar, semua harta, penghargaan, dan popularitas yang saya banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan Allah,” tutur Ikang. Ikang pun langsung bersujud sambil menangis ketika pertama menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Di tempat itu, dirinya seolah menyaksikan gambaran perjalanan hidup yang selama ini dijalaninya kurang baik. ”Saya menangis sejadinya-jadinya dan memasrahkan semuanya pada Allah. Bahkan, kalau Allah mencabut nyawa saya saat itu juga, saya ikhlas, ”kata Ikang.

Ikang kemudian bertekad menggunakan semua waktunya selama di Tanah Suci untuk memperbanyak ibadah. Bahkan, dia mengaku jarang tidur. Semua amalan yang wajib dan sunah, dikerjakannya dengan tekun. Saat itulah, dirinya mengaku sangat beruntung bisa menunaikan ibadah haji ketika usia masih muda.

”Menunaikan ibadah haji di usia muda banyak sekali manfaatnya, fisik kita masih kuat, ini sangat menunjang untuk memperbanyak ibadah. Apalagi, selama menjalankan ibadah, adu fisik dengan jamaah dari negara lain yang berpostur tubuh besar tidak bisa dihindari,” kata Ikang menambahkan.

Hikmah berhaji di usia muda tak hanya dirasakan Ikang selama berada di Tanah Suci. Setelah kembali ke Tanah Air, perubahan untuk menjadi Muslim yang lebih taat pun dijalaninya. Meski secara bertahap, berbagai kebiasaan negatif yang acapkali dilakukannya, seperti mengonsumsi minuman keras, bisa ditinggalkan.

Tak hanya itu, Ikang juga mengaku lebih bisa bersabar dalam menghadapi apa pun. Padahal, pelantun lagu Preman itu biasa menghadapi kekerasan yang dialaminya dengan kekerasan pula. Namun, berbagai peristiwa yang dialaminya selama berhaji, mampu mempertebal kesabaran dalam dirinya.

”Saya merasa menjadi orang lain” setelah pulang haji. Saya jadi berpikir, kalau dulu saya tidak berhaji saat masih muda, mungkin sekarang saya jadi orang yang lupa diri,” ungkap Ikang.
ed: mas adi/yto

Ikang Fawzi & Chandra Darusman: "Citra Bangsaku" (Panggilan Jiwa), 1982

Ikang Fawzi & Chandra Darusman: "Citra Bangsaku" (Panggilan Jiwa), ILUNI (Alumni FISIP-UI dan FE-UI), 1982

Love, Care, and Share dari Marissa Haque untuk Ikang Fawzi Kekasih Abadinya

Love, Care, and Share dari Marissa Haque untuk  Ikang Fawzi Kekasih Abadinya
Cinta, Kasih, Dukungan Penuh Marissa Haque untuk Suami Tercintanya Ikang Fawzi

ikang fawzi, suami marissa haque, lulus MBA dari UGM, indopos, 18 desember 2010

ikang fawzi, suami marissa haque, lulus MBA dari UGM, indopos, 18 desember 2010
ikang fawzi, suami marissa haque, lulus MBA dari UGM, indopos, 18 desember 2010

Ikang Fawzi Alumni FISIP-UI, Show di Jambi

Ikang Fawzi Alumni FISIP-UI, Show di Jambi
1991, Ikang Fawzi Alumni FISIP-UI, Show di Jambi

Ikang Fawzi, Drs, MBA, Manggung di Malam Perpisahan Wisudawan FEB UGM, Jan 2011

Ikang Fawzi, Drs, MBA, Manggung di Malam Perpisahan Wisudawan FEB UGM, Jan 2011
Drs. Ikang Fawzi, MBA, Salah Seorang Wisudawan Terbaik FEB UGM, Januari 2011 di Yogyakarta

Album STAFF Ikang Fawzi yang Pertama dari SMAN 3 Jakarta, bersama Addie MS, Raidy Noor, Rudy Gagola

Album STAFF Ikang Fawzi yang Pertama dari SMAN 3 Jakarta, bersama Addie MS, Raidy Noor, Rudy Gagola
Album STAFF Ikang Fawzi yang Pertama dari SMAN 3 Jakarta, bersama Addie MS, Raidy Noor, Rudy Gagola, dll

Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Sekjen KAGAMA FEB UGM 2011

Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Sekjen KAGAMA FEB UGM 2011
Ikang Fawzi Suami Marissa Haque, Sekjen KAGAMA FEB UGM 2011

Ikang Fawzi, Sehari Sebelum Wisuda MBA UGM Yogyakarta

Ikang Fawzi, Sehari Sebelum Wisuda MBA UGM Yogyakarta
Ikang Fawzi, Sehari Sebelum Wisuda MBA UGM Yogyakarta

Ikang Fawzi, Ditemani Marissa Haque sang Istri sampai Wisuda MBA UGM Yogyakarta

Ikang Fawzi, Ditemani Marissa Haque sang Istri sampai Wisuda MBA UGM Yogyakarta
Ikang Fawzi, Ditemani Marissa Haque sang Istri sampai Wisuda MBA UGM Yogyakarta

Live Concert Ikang Fawzi & Ian Antono

Live Concert Ikang Fawzi & Ian Antono
Sutradara: Marissa Haque Fawzi (School of Film, Ohio University, 2002)

Ikang's Latest Album in 2007

Ikang's Latest Album in 2007
Dua Sisi & Feat with Isabella Fawzi

Pencapaian 'Kecil' Ikang Fawzi, Nilai "A" Bulat, MBA Ikang Fawzi dari UGM, Jan 2011

Pencapaian 'Kecil' Ikang Fawzi, Nilai "A" Bulat, MBA Ikang Fawzi dari UGM, Jan 2011
Wisuda MBA Ikang Fawzi dari UGM, Kado Foto dari Isabella Fawzi, anak Ikang Fawzi, Dear Dad! This is for You!

Drs. H. Ikang Fawzi, MBA, Penyanyi Rock Terkenal Indonesia, Dinobatkan Jadi Duta LIPI 2010-2011

Drs. H. Ikang Fawzi, MBA, Penyanyi Rock Terkenal Indonesia, Dinobatkan Jadi Duta LIPI 2010-2011
marissa Haque Mendampingi Suaminya, Drs. H. Ikang Fawzi, MBA, Penyanyi Rock Terkenal Indonesia, Dinobatkan Jadi Duta LIPI 2010-2011

Friends are Forever (Ikang, Addie, Adjie)

Friends are Forever (Ikang, Addie, Adjie)
Ikang Fawzi, Menteri PU Djoko, Addie MS, Adjie Soetama

Rocker Juga Bisa Jadi Dosen di FISIP-UI

Rocker Juga Bisa Jadi Dosen di FISIP-UI
Ikang Fawzi, Dosen Tamu, FISIP-UI, 26 November 2009

Ikang Fawzi MBA Alumni FEB UGM, Menemani Marissa Haque Istrinya di FH UGM, Feb 2011

Ikang Fawzi MBA Alumni FEB UGM, Menemani Marissa Haque Istrinya di FH UGM, Feb 2011
Ikang Fawzi MBA Alumni FEB UGM, Menemani Marissa Haque Istrinya di FH UGM, Feb 2011

Cinta, Kasih, Dukungan Penuh Marissa Haque untuk Sumi Tercintanya Ikang Fawzi

Cinta, Kasih, Dukungan Penuh Marissa Haque untuk Sumi Tercintanya Ikang Fawzi
Cinta, Kasih, Dukungan Penuh Marissa Haque untuk Sumi Tercintanya Ikang Fawzi

Iklan BKKBN Jawa Timur

Iklan BKKBN Jawa Timur
Ikang Fawzi & Marissa Haque Ikon BKKBN Jatim 2009-2010

Ikang Fawzi, Husband of Marissa Haque with His Music & Film Awards

Ikang Fawzi, Husband of Marissa Haque with His Music & Film Awards
Ikang Fawzi, Husband of Marissa Haque with His Music & Film Awards